Program Creativeable Art Spaces
Alhamdulillah wasyukurillah.
Bulan Februari tahun 2017 aku mendirikan sebuah proyek sosial dengan nama Creative Disable Enterprise. Berlokasi di Yogyakarta. Kami memulai usaha misi sosial ini karena atas dasar kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Program ini sudah ada yaitu CreativeAble Art Spaces dan CreativeAble Craft. Talent yang menjalankan program tersebut adalah penyandang disabilitas Tuli.
Dan kali ini aku mau membahas soal usaha dan produk yang di buat oleh CreativeAble Art Spaces yang dipegang oleh Zakka Nurul Giffari Hadi. Zakka juga merupakan talent penyandang disabilitas Tuli lho. Sekarang dia masih tercatat sebagai mahasiswa aktif di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan jurusan Seni Rupa Murni dengan konsentrasi Seni Lukis.
Aku mengajak dia untuk mengembangkan bakat dia di bidang ekonomi kreatif dan yang paling penting adalah bagaimana dia bisa mengolah finansial serta bisa mandiri selagi dia masih kuliah. Aku mengajak dia bukan karena aku merasa kasihan kalau dia seorang penyandang disabilitas tapi karena dia berbakat di bidang seni lukis. Barangkali dia bisa berwirausaha selagi dia ada waktu dan waktunya bisa fleksibel bisa kapan saja. Asal tidak lari dari tanggung jawab. Aku yakin dia akan bisa menjadi motivasi bagi sesama teman - teman penyandang disabilitas untuk bisa terus maju selagi ada kesempatan. Bisa berkembang serta melawan kesenjangan sosial yang ada bilamana ada orang lain yang mendiskriminasi penyandang disabilitas.
Well, awal maret kemaren program CreativeAble Art Spaces sudah jalan lho. Produk pun bervariasi tergantung kemampuan penyandang disabilitas. Untuk awal pertama aku bantu dia untuk memasarkan sebuah produk berupa lukisan dan karya dia. Dimulai dari media sosial dan terciptalah produk lokal yang masih asli dibuat oleh talent penyandang disabilitas. Awalnya aku bantu dia untuk terus berkarya untuk menghasilkan karya yang disesuaikan bakat dia dan bisa melahirkan cirii khas lukisan yang dia buat. Tapi berhubung karena dia kekurangan dana untuk membeli bahan dan alat lukis yang dibutuhkan untuk menciptakan karya. Dia membuat karya saat ada tugas kampus saja dan tidak ada kegiatan melukis lainnya saat waktu senggang. Oke, akhirnya aku putar balik rencananya bagaimana seharusnya dia agar bisa bertahan menciptakan karya yang lebih kreatif untuk bisa dijual dan bisa menghasilkan uang dari jerih payah mereka. Sekilas aku melihat banyak kain kanvas tebal dan masih banyak yang tidak di pake karena itu juga merupakan sisa - sisa kanvas. Dan akhirnya aku ada ide untuk membuat pouch art. Dan aku mengajarinya bagaimana cara membuat pouch art yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Aku lebih memilih manual karena teknik manual lebih sangat alami dan bisa lebih terlihat ciri khasnya dibanding dengan teknik digital seperti printing dan sablon. Aku sudah memahami kalau talent aku lebih suka belajar secara praktikum dibanding teori. Aku pun terus mengajarinya sampai akhirnya dia mahir untuk membuat produk barunya. Dengan harap nanti akan bisa bertahan dan bisa berinovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini agar tidak terlihat bosan saat kita menciptakan 1 produk saja. Tetapi lebih baiknya harus ada berbagai macam variasi produk yang dibuat. Agar bisa menarik perhatian konsumen. Dan akhiirnyaa jadi nih produknya.
Photo 1. Zakka dengan karya Pouch Artnya
Photo 2. Proses akhir agar awet
Keren kan? Yuk di order sebelum kehabisa. Mura lho.
Komentar
Posting Komentar